Kumpulan Puisi Sul Ikhsan| Menemui Senin Lagi" dan Puisi-puisi Lainnya

Senin Menemui Kita Lagi

Senin menemui kita lagi
Tetapi kita masih saja duduk di beranda dan melamun
Tak ada yang bisa kita ceritakan padanya
Sebab sepanjang hari-hari lalu, hidup seperti sebuah langit-langit yang redup

Senin menemui kita lagi
Tetapi ia juga tak membawa apa-apa
Tak ada cerita menarik yang kita tunggu sejak kemarin
Sebab kisah kita telah mati semenjak Senin yang lalu

(Juni, 2020)


Sebelum Sore Lekas Pergi

Kau mungkin tahu
Bahwa kisah kita terbuat dari sore yang manis
seperti warna langitnya yang kemerah-merahan
dan angin-anginnya yang lembut

Tetapi kau perlu juga tahu
Bahwa sore terbuat dari kepergian
Seperti kepergian siang yang bertukar tempat dengan malam

Maka sebelum sore lekas pergi
Biarkan kata memeluk kita;
hingga malam menemui kita yang sedang bingung

(Juni, 2020)

Hari Apa ini, Marlina?

Hari apa ini, Marlina?
Sepinya melebihi spasi pada sebuah puisi
dan rindunya serupa ibu yang ditinggal anak-anaknya ke Kota

Hari apa ini, Marlina?
Rasanya tak ada angin sepoi-sepoi melewati beranda kita
Juga tak ada arak-arakan awan di langit sana

Hari apa ini, Marlina?
Tak ada sepasang mata kita yang saling bercerita
juga tak ada tangan kita yang saling memeluk

(Juni, 2020)

Lupa

Aku ingin,
Kita duduk di sebuah sore yang terbuat dari lupa

Lalu di dalam setiap menitnya,
Kita saling bersapa senyum dan memungut lupa-lupa menjadi sebuah ingatan yang ritmis

Kita bercerita, berandai-andai, berpelukan, dan memberitakan setiap hari-hari kita yang saling berjarak

Aku ingin,
Kita tak sekadar mengingat lupa-lupa yang kerapkali sengaja dilupakan
Atau ingatan yang sengaja tak diingat-ingat

Aku ingin,
Di sore yang terbuat dari lupa, kita mengingat lupa-lupa yang paling tidak kita inginkan untuk terlupakan

(Juni, 2020)

Senin Bulan Juni

Pada sebuah Senin di bulan Juni
Kau serupa kemarau
yang jatuh di halaman rumah
dan membawa sebatang puisi yang setiap katanya disulam dari sisa-sisa hujan

Pada sebuah Senin di bulan Juni
Kau berpura-pura menjadi hujan 
yang mengunjungi halam rumah
dan membawa sebatang puisi yang setiap katanya dipungut dari kemarau panjang

(Juni, 2020)





Comments

Popular Posts